Saungwriter Bayi Anda mengalami sembelit? Penyebab bayi sembelit bisa karena banyak hal bisa karena makanannya atau karena faktor lain. Sembelit atau konstipasi merupakan gangguan pencernaan di mana bayi hanya BAB kurang dari 2 kali dalam seminggu.[1]
Ciri lainnya bayi mengalami BAB adalah fesesnya yang keras dan berbentuk seperti pelet. Terkadang juga terdapat retakan pada permukaannya. Sembelit pada bayi sebenarnya bisa Anda cegah dengan mengetahui penyebabnya.
Berikut ini adalah penyebab dan cara mencegah agar bayi tidak mengalami sembelit.
1. Makanan yang Tidak Seimbang
Salah satu penyebab bayi Anda mengalami sembelit adalah makanan yang kurang seimbang. Banyak orang tua yang menganggap jika bayi harus diberi makanan yang tinggi serat agar tetap sehat dan pencernaan lancar. Padahal terlalu banyak serat juga tidak bagus untuk pencernaan bayi.
Kekurangan serat juga bisa membuat bayi Anda sembelit. Oleh karenanya, Anda harus memberikan makanan yang seimbang. Dalam makanan bayi Anda harus ada serat, protein, karbohidrat, dan vitamin lainnya.
Kebutuhan serat pada bayi usia 1-3 tahun adalah 19 gram per hari.[2] Anda bisa mendapatkannya dari buah dan sayuran.
2. Kekurangan Cairan
Sembelit pada bayi juga bisa terjadi ketika bayi kekurangan cairan. Sama dengan orang dewasa, tubuh bayi juga membutuhkan cairan yang cukup. Ketika tubuh kekurangan cairan, salah satu dampaknya adalah mengalami sembelit.
Konsumsi makanan yang kurang cairan dan bayi kurang minum bisa menyebabkan bayi sembelit. Cara mengatasi anak sembelit karena kekurangan cairan adalah dengan memberikannya makanan yang banyak mengandung air, seperti menambahkan sup atau makanan berkuah lain, semangka, buah naga, dan buah lainnya.
3. Trauma karena Sakit ketika BAB
Salah satu penyebab bayi 1 tahun sembelit adalah trauma terhadap rasa sakit ketika BAB. Ketika BAB bayi mulai keras, bayi akan merasakan sakit karena harus mengejan. Karena rasa sakit inilah terkadang bayi tidak mau BAB, hal inilah yang bisa memperparah sembelit yang dialaminya.
Cara mencegahnya adalah dengan selalu menjaga asupan makanannya dan pastikan anak tidak mengalami sembelit. Tenangkan anak ketika ia merasakan sakit ketika BAB dan buat ia merasa nyaman kembali ketika harus BAB.
4. Konsumsi Suplemen
Suplemen vitamin juga bisa menyebabkan bayi sembelit. Suplemen yang tinggi zat besi atau obat pereda nyeri tertentu dapat menyebabkan sembelit.[3] Dokter Anda akan mengetahui apakah obat bayi yang menjadi penyebabnya.
Selain itu, suplemen membutuhkan waktu yang lebih lama untuk diserap tubuh. Hal ini yang menyebabkan bayi bisa mengalami sembelit.
Untuk mencegahnya, hindari juga memberikan suplemen vitamin pada bayi yang sehat. Vitamin tambahan boleh Anda berikan ketika bayi sedang kurang sehat.
5. Baru Mulai MPASI
Penyebab bayi sembelit juga bisa karena baru mulai melakukan MPASI. Bayi usia 6 bulan memang harus mulai diberi makanan pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Namun pemberian MPASI ini bisa menyebabkan bayi sembelit, hal ini karena sistem pencernaan bayi yang belum sempurna.
Sembelit karena awal mulai MPASI sangat wajar, Anda tidak perlu panik. Untuk mencegah dan mengatasi sembelit pada bayi MPASI, Anda bisa mulai dengan makanan yang mudah dicerna dengan gizi seimbang.
6. Terlalu Cepat Naik Tekstur
Tekstur makanan bayi memang harus Anda sesuaikan dengan usianya. Hindari untuk menaikkan tekstur terlalu cepat, pasalnya tekstur makanan yang kasar bisa memengaruhi kondisi pencernaan bayi. Bayi Anda akan lebih mudah sembelit ketika mendapatkan “kaget” mendapat makanan yang bertekstur kasar.
7. Baru Belajar BAB di Toilet atau Baru Lepas Popok
Anda tentu ingin anaknya bisa mandiri dan bisa BAB di toilet dan tidak menggunakan popok lagi bukan? Perlu Anda tahu bayi yang baru belajar BAB di toilet juga bisa mengalami sembelit.[4]
Hal ini karena anak belum terbiasa dan adanya rasa takut. Karena rasa takut inilah bayi lebih memilih untuk menahan BAB. Menahan BAB terlalu lama bisa menyebabkan bayi Anda mengalami sembelit.
8. Alergi pada Makanan Tertentu
Alergi juga bisa menyebabkan bayi mengalami sembelit. Makanan yang menyebabkan BAB bayi keras karena alergi bisa berbeda-beda. Namun untuk bayi yang belum makan yang macam-macam selain ASI, susu formula, dan MPASI, alergi susu sapi adalah penyebab utamanya.[5]
Peralihan dari ASI ke susu formula atau mengenalkan susu sapi dapat memicu sembelit. Jika bayi Anda memiliki alergi atau intoleransi terhadap produk susu, ia bisa mengalami konstipasi karena susu formula atau produk susu dari makanan ibu.
Jika anak mengalami sembelit setelah mengonsumsinya, segera hentikan pemberian susu formula dan konsultasikan alternatif susu formula yang aman untuk bayi Anda.
9. Porsi Makan yang Terlalu Banyak
Makan dalam porsi yang banyak juga bisa menyebabkan bayi Anda mengalami sembelit. Cara mencegah bayi sembelit karena porsi makan sangat mudah, Anda hanya perlu memberikan makanan sesuai dengan porsinya.
Porsi makanan bayi usia 6-9 bulan adalah sekitar 2 sendok makan atau setara dengan 125 ml. Sedangkan untuk usia 9-12 bulan ke atas porsinya bisa ditambah menjadi 2 kali lipatnya.
10. Kurang Asupan Lemak
Banyak yang tidak tahu, lemak juga berperan penting dalam menjaga pencernaan bayi. Oleh karenanya, bayi yang kekurangan asupan lemak bisa mengalami sembelit. Anda harus memenuhi asupan lemak bayi agar bayi Anda terhindar dari masalah sembelit.
Namun bukan sembarang lemak, Anda bisa menambahkan lemak tak jenuh yang baik untuk pertumbuhannya, seperti ikan, kacang kenari, wijen, biji chia, dan sebagainya, pada makanan bayi.
11. Kondisi Medis Tertentu
Sembelit pada bayi juga bisa karena kondisi medis tertentu. Penyakit penyebab bayi sembelit salah satunya yaitu Hirschsprung’s Disease.
Penyakit ini merupakan penyakit bawaan sejak lahir yang membuat saraf pada usus tidak bekerja sebagaimana mestinya. Bayi yang lahir dengan penyakit ini cenderung akan sering mengalami sembelit.
Sekarang Anda sudah tahu kan, apa saja penyebab bayi sembelit dan cara mencegahnya? Walaupun terlihat sepele, tapi sembelit pada bayi tidak boleh Anda biarkan. Selain menyakitkan bagi bayi, sembelit juga bisa memengaruhi kesehatan bayi secara menyeluruh.
